Minggu, 10 Juli 2011


KEBENARAN SEJATI

Saat sadar hidup, kita bersumber dari yang satu.
Saat sadar beragama, kita belajar dari yang satu.
Tak ada gema tanpa kebesaran Tuhan.


Kecilmu bukan takaran bahwa Tuhan tidak bersamamu.
Bahagiamu bukan jaminan bahwa Tuhan sudah memihakmu.
Dan dukamu, bukan berarti Tuhan membencimu.
Segala yang ada, ciptaan tuhan.


Kualitas manusia di mata Tuhan, terletak pada sejauh mana ia sudah mampu berbuat benar, lewat ketulusan.
Tuhan tak mampu diyakinkan manusia atas segala macam status dunia, 
dan takaran kebenaran di dunia tidak menjadi jaminan bahwa ia sudah   benar di mata Tuhan.


Manusia tak berhak memutarbalikkan kebenaran  tentang cara mencapai surga dengan syarat tertentu.  
Masalah surga adalah masalah pencapaian kesempurnaan batin lewat kemampuan seseorang menjalankan ajaran kebenaran, dan 
bukan karena telah menjadi bagian dari penganut agama tertentu.
Manusia tak berhak memutarbalikkan kebenaran, semasih belajar menjadi benar jangan merasa benar.
Karena apapun ilmu dunia, bila bersifat masih diwarnai sebuah kepentingan, ini justru membuat  manusia menjadi penipu dunia.


Bila karma adalah kendaraan.
Perbuatan adalah pengendara.
Bila karmanya baik, itu berarti ia seorang pengendara yang baik.
bila karmanya buruk, itu berarti pengendaranya tidak mampu mengarahkan hidupnya di jalan benar.


Agama dan spiritual adalah pegangan hidup manusia dalam usaha menuntun hidup untuk mencapai kesempurnaan batin,
dan manusia jangan coba-coba membuat pembenaran atas dasar rekayasa pikirannya,
karena pembenaran dengan campur tangan manusia lebih banyak di warnai kepentingan pribadi daripada kepentingan orang banyak.


Untuk itu, Biar kebenaran untuk kebenaran.



sipa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar