Sabtu, 20 Agustus 2011


IBU



Ibu,
Aku tak pernah memanjakanmu.
Aku yakin sewaktu aku kecil, kau pasti memanjakanku.


Ibu,
Aku tak pernah merayumu
Aku yakin, dulu kau pasti sering merayuku.


Ibu,
Tak ada kata-kata yang pantas untuk membahasakan penghargaanku padamu.
Tak ada angka yang dapat menghitung segala jasamu.
Tak ada pengorbanan setulus hatimu.


Ibu,
Kini akupun sudah tumbuh dewasa,
Tapi aku selalu merasa kecil saat berhadapan denganmu.


Ibu,
Aku tak pernah melupakanmu.
Walau sejuta cerita mewarnai perjalanan hidupku, namun ada cerita yang selalu menghiasi hatiku,
yaitu saat aku ada di pelukannmu.


Ibu, i love you.

sipa

Kamis, 04 Agustus 2011



UNTUK SANG KORUPTOR

Raksasa, itulah  hatimu.
Segala sepak terjangmu, atas nama keegoanmu.
Engkau bagai semut saat berapi-api ingin mengumpulkan  gula.
Wajahmu bertopeng kepalsuan.
Jiwamu berwajah penipu.

Saat jiwa rakusmu bernyanyi mencari mangsa,
di tempat lain banyak yang menderita karena tersiksa.

Langkahmu petaka bagi semua orang.
Kata-katamu bak bom waktu di setiap memutuskan.
Kau monster, karena tidak berhati nurani.
Engkau raksasa saat memakan hak orang lain.

Andai gajah mati meninggalkan gading.
maka koruptor mati dengan mewariskan caci maki.
Jangan terlalu terbang tinggi,
karena sepintar-pintar tupai melompat, pasti akan jatuh juga.
Merendahlah, karena saat engkau membumi, banyak kehidupan  bisa kau sentuh.
Tapi disaat engkau meninggi, engkau hanya akan melihat keegoanmu.

Sadarilah,
segala yang ada sesungguhnya milik Tuhan.
Tak ada yang bisa dimiliki saat nyawapun Tuhan yang punya.
Segala harta dunia, tidak menjamin membuatmu damai, saat kedamaian harus di bayar dengan kejujuran.
Harta tidak menjamin membuat bahagia, saat kebahagiaan dijawab dengan kebersamaan.

Untuk itu,
Perangi keegoan atas nama dharma.
Bersihkan pikiranmu atas nama kesucian jiwa.
Perjalanan masih panjang,
Mulailah hidup dari sini, dari hati nurani.
dan Tuhan akan menggandeng tanganmu.


sipa