Kamis, 28 April 2011



FENOMENA PINDAH AGAMA

Salam damai untuk umat sedharma.

Saat sadar menjadi bagian dari proses perjalanan waktu, Hindu adalah nafas hidupku.
Saat sadar menjadi bagian dari masa lalu, Hindu agamaku.
Saat sadar menjalani hidup, Hindu pegangan hidupku.
Dan saat sadar melangkah ke depan, Hindu lentera hidupku.

Dalam Hindu aku temukan ajaran "Tatwam Asi", dimana di sana mendidik semua orang bahwa tak ada yang beda saat sadar hidup bersumber dari yang satu yaitu Tuhan. Agama adalah pegangan hidup sejak manusia dilahirkan. Entah ia sadari atau tidak, entah ia hargai atau tidak, semua dikembalikan ke manusia. Dan siapapun yang menjadi pemeluk sebuah agama, sesungguhnya ia berkewajiban untuk menjadi tumbal untuk sebuah kebenaran yang ia yakini.

Saat ini Hindu diwarnai dengan adanya umat lain yang masuk ke wilayah keyakinan kita. Sudahkah ditanyakan apa alasan pindah ke agama Hindu? Andai alasannya baru menyadari kelebihan Hindu, harusnya kita sebagai umat jangan cepat tersanjung dan nyaris terbuai karena ternyata ada yang masih mau masuk Hindu saat sadar hindu bali banyak menuai protes sana sini bahwa menjadi hindu itu mahal karena identik dengan ritual dengan biaya mahal. Dan untuk belajar masalah hindu bali dan segala ritualnya, waktu setahun rasanya tak cukup untuk menguasai, terlebih memahaminya. Dan semua ritual yang terkesan sulit dan mahal, hanya bisa terjawab bila ada materi.

Untuk itu, sebelum orang masuk ke wilayah keyakinan suatu agama, yang harus dipahami adalah apa dasar keyakinannya? Apa motivasinya? dan apa tujuannya? Karena bila dipahami lebih mendalam, agama adalah sesuatu yang sangat universal.

Agama sifatnya sangat pribadi antara manusia dan Tuhan. Dan bila ada orang masuk ke Hindu dan diwarnai banyak publikasi, mampukah yang bersangkutan mempertanggungjawabkan dari apa yang sudah diterima dan diproklamirkan?

Sesungguhnya semua agama mengajarkan kebenaran, yang buruk itu manusianya, bukan agamanya. Agama menjadi terkesan buruk ketika ada pemeluk agama yang bersangkutan keluar dari ajaran kebenaran.
Bagai arah mata angin begitulah keabadian kebenaran Tuhan dalam hidup manusia. Tuhan tidak pernah merubah arah mata angin, dan Tuhan tidak pernah merubah dari mana matahari terbit. Namun semua akan tidak ada arti bila manusia salah dalam menempatkan diri.

Agama bukan segalanya di saat manusia dihadapkan dengan kebenaran, karena orang yang sudah  beragama belum tentu sudah mampu  menjalankan kebenaran. Jangan bangga sudah memeluk sebuah agama. Kita harusnya lebih bangga bila sudah mampu berbuat kebenaran.

Semoga tulisan ini mampu menjadikan umat Hindu lebih arif dan bijaksana dalam merespon fenomena hidup dan beragama. Jangan sampai agama jadi pecundang atas keegoan sesaat, karena pertangungjawaban hidup tidak terletak sejauh mana kita sudah dilihat benar di mata manusia, namun kebenaran terletak sejauh mana orang itu sudah mampu benar di mata Tuhan.

sipa